Kamis, 30 Juni 2011

Pesan Malam

Malam ini aku usap pelipisku


Malam ini aku tahan getar bibirku


Hingga akhirnya kuterpikir tentang sesuatu



Pada suatu hari nanti kita akan bertemu


Berbicara tentang banyak hal


Hingga bintang-bintang terlelap



Pada suatu hari nanti kita akan saling cerita


Cerita tentang kita


Dibawah terik matahari


Bahkan dibawah sinar rembulan



Demi Tuhan, kini begitu kompleks semuanya


Kenyataan telah kudapati


Tak semua hal mampu dijelaskan dengan teori


Termasuk pertemuan kita dikala senja


Oleh : Arief Budiman





Rabu, 29 Juni 2011

Sang Filsuf Besar: Socrates

         Socrates adalah filsuf yang lahir pada tahun 470 M dan meninggal pada tahun 399 M. Socrates lahir di Athena. Dalam seluruh sejarah filsafat, filsuf ini dianggap penuh dengan teka-teki. Bahkan pemikiran Socrates malah sangat berpengaruh terhadap pemikiran Eropa. Dia adalah filsuf rasionalis. Nasib Socrates di akhir hayatnya tidak lebih baik dari Anaxagoras yang mati dibunuh karena menganggap bahwa matahari adalah batu merah panas. Socrates adalah seorang filsuf besar yang dikenal akan kebijaksanaannya. Pernah seorang peramal semasa hidupnya memberikan pernyatan bahwa orang yang paling bijaksana adalah Socrates. Mendengar kabar tersebut, ia terkejut. Socrates akhirnya menyadari bahwa ia seorang yang bijak setelah berdialog dengan seseorang dimana orang tersebut tak mampu menjawab pertanyaannya. Meskipun Socrates tidak meninggalkan karya tulis semasa hidupnya, melalui penuturan dalam karya-karya Plato kita bisa mengetahui bahwa dia seorang filsuf besar. Socrates pernah berkata, "orang yang bijaksana adalah orang yang mengatakan bahwa dia tidak tahu.” Ini mengindikasikan bahwa Socrates seorang filsuf besar yang rendah hati dan berusaha untuk mengajak orang-orang untuk rendah hati dalam kehidupan sehari-hari.
Secara fisik, Socrates itu ialah seorang yang memiliki fisik yang kuat namun ia tidak memiliki wajah yang rupawan. Dia memiliki kebiasaan untuk tidak memakai alas kaki dan berpakaian lusuh dalam menjalani aktivitasnya. Sehari-hari Socrates senang pergi ke keramaian seperti pasar untuk berdialog dan berdebat mengenai sesuatu. Socrates itu senang untuk berusaha menemukan kebijaksanaan yang ada dalam kehidupan. Moralitas menjadi fokus perhatiannya. Keadilan, kebenaran, dan kebaikan adalah sasaran Socrates.
Selama hampir 2.500 tahun, pemikiran Socrates menghasilkan aliran-aliran dalam filsafat. Ini merupakan bukti bahwasanya dia seorang filsuf terbesar. Diakibatkan jejak-jejak Socrates berasal dari penuturan Plato maka kita tidak bisa begitu saja percaya bahwa apa yang dikatakan Plato tentang Socrates itu benar. Karya-karya Plato yang menceritakan kehidupan Socrates belum pasti kebenarannya. Pada saat kita membedakan antara ajaran-ajaran filsafat Socrates dan Plato pun kita bakal mengalami kesulitan karena pemikiran-pemikiran yang dianggap asli oleh Socrates faktanya  bukan dari mulutnya langsung yang terdokumentasikan dalam karyanya melainkan dari penuturan Plato. Sama halnya yesus yang tidak diketahui dengan pasti apakah dia mengatakan kata-kata yang diutarakan oleh Matias dan Lukas.
Socrates awalnya pernah dikira seorang sophis, tetapi ternyata dia sebenarnya bukan. Bahkan Socrates dikenal sebagai musuh kaum sophis dimana kaum sophis itu boleh dibilang memperdagangkan filsafat kepada masyarakat. Jadi, kaum sophis itu menganggap keterampilan berfilsafat itu sebagai profesi, beda halnya dengan Socrates yang menganggap bahwa filsafat itu sebagai cara hidup. Pada masa hidup Socrates, kaum sophis sangat mendominasi dan Socrates mentang cara pandangnya akan filsafat.
Pengetahuan bagi socrates adalah keutamaan dalam kehidupan. Dia menganggap bahwa orang berdosa akibat tidak memiliki pengetahuan. Apabila orang memiliki pengetahuan menurutnya orang tersebut tidak akan berdosa. Dan tentu saja ini bertentangan dari etika kristianitas. Socrates benci terhadap kemalasan. Nilai luhur kebenaran sangat dijunjung tinggi olehnya. Dia sangat berhasrat untuk menemukan kebenaran, Baginya kebenaran dapat diperoleh melalui hati nurani. Apa yang dianggap benar oleh hati nurani merupakan kebenaran yang sesungguhnya menurut dirinya. Wawasan memiliki keterkaitan yang sangat erat dengan hati nurani. Wawasan memiliki peranan penting untuk mampu memisahkan mana yang benar dan mana yang salah. Bukan masyarakat yang berhak menentukan kebenaran. Seperti kita ketahui bahwa Socrates ialah seorang rasionalis maka ia selalu mengutamakan akal dalam menyelesaikan masalah dan menentukan kebenaran.
Socrates memiliki metode dalam upaya penemuan kebijaksanaan. Metode tersebut dikenal dengan dialektika (tanya-jawab). Ini nampak dari saat ia berdialog di pasar dengan orang-orang hingga munculnya perdebatan diantara mereka. Menurut James Joyce, Socrates menemukan metode ini dari istrinya yang bernama Xantipe. Jadi, dalam pelaksanaan metode ini Socrates memposisikan diri sebagai bidan kebenaran. Socrates dalam berdialog tidak memposisikan dirinya untuk menggurui namun dia berlagak bodoh sehingga orang yang diajaknya berdialog itu terangsang untuk menggunakan akalnya. Dengan cara seperti ini perlahan-lahan Socrates mampu memahami kelemahan-kelemahan dari pemikiran seseorang yang dia ajak berdialog. Dengan saling bertukar pikiran Socrates lalu sampai di titik dimana ia menemukan wawasan yang merupakan kebenaran. Diakibatkan diskusinya tersebut, seringkali ia malah dibenci karena orang yang berdiskusi dengannya merasa dipermalukan. Hasrat Socrates akan pencarian kebenaran dilandasi oleh rasa ingin tahu dimana ia memposisikan diri sebagai seorang yang tidak tahu apa-apa dan ia ingin tahu. Pernah sekali waktu ia berkata, “hanya satu yang aku ketahui tentang diriku yaitu aku tak tahu apa-apa.


Detik-detik sebelum meminum racun cemara   

Pada tahun 399 M Socrates didakwa hukuman mati oleh juri yang terdiri dari 500 orang. Socrates dianggap telah memperkenalkan dewa-dewa baru dan menolak untuk menyembah dewa-dewa yang lama. Ditemani para sahabatnya, Socrates dihukum untuk meminum racun cemara sehingga akhirnya dia meninggal secara dramatis. Dakwaan ini sebenarnya bisa diperlonggar andaikata idealisme Socrates goyah. Socrates tetap memiliki pendirian yang teguh bahwa ia tak bersalah. Sama halnya yesus yang dihukum mati dalam keadaan teguh terhadap idealismenya. Baik Socrates maupun Yesus sangat menghargai nuraninya. Mereka menganggap bahwa misi yang dibawanya lebih penting daripada dirinya sendiri. Oleh karena itu, mereka berdua mati secara dramatis saat memperjuangkan misinya.            


Oleh : Arief Budiman


Sumber Bacaan

Gaarder, Jostein. 1996. Dunia Shopie. Bandung: Mizan.
Osborne, Richard. 2001. Filsafat untuk Pemula. Jakarta: Kanisius.

Masa Lalu


 Begitu indah masa laluku

Menapak detik hingga senja datang

Tak perduliku terhadap peradaban

Berlari-lari di tanah nan subur

Sambil menatap langit,

Dikala hujan berhenti


Wahai masa lalu

Kau adalah waktuku

Kau ajak aku terlarut dalam ingatan lama:

Yang indah, sungguh indah..

Hidup berdampingan dengan Tuhan

Sebagai roh berjasad

Tak pernah dikuduskan



Kala matahari menyaksikan ragaku

Aku mulai terusik

Saat bulan mengintip jasadku

Aku mulai goyah

Berat kupahami semuanya



Waktu adalah perkara berat

Masa lalu membuatku tersadar

Hidup ini nyata, tak mudah memaknainya


Oleh : Arief Budiman




Senin, 27 Juni 2011

Di Balik Sebuah Etnografi

Peristiwa-peristiwa yang terjadi saat turlap merupakan sesuatu yang berkesan bagi seorang Antropolog. Entah itu senang, sedih, kesal, dan perasaan yang begitu campur aduk di alami selama proses pembuatan catatan etnografi. Setiap daerah yang dijadikan tempat untuk penelitian, memiliki perbedaan-perbedaan. Perbedaan-perbedaan itu nampak dari cara hidup maupun cara pandang masyarakat setempat. Itulah adalah hal yang membuat turlap menjadi berkesan.
Kesan-kesan saat turlap akan selalu terkenang di dalam ingatan seorang Antropolog.Apa yang terjadi saat turlap merupakan hal-hal yang sulit terlupakan dalam ingatan. Kebetulan, pada edisi kali ini Antropolog yang menceritakan tentang pengalamannya saat turlap ialah Iwan Meulia Pirous, M.A. yang akrab disapa Mas Iwan atau mas Ipir dalam kehidupan sehari-hari. Beliau adalah seorang Antropolog sekaligus dosen di jurusan Antropologi Sosial, Universitas Indonesia.
Bagi mas Iwan, turlap merupakan sesuatu hal yang sangat mengesankan.Menurut pandangan mas Iwan, turlap merupakan suatu hal yang menarik dimana ia bisa berpindah dari satu tempat ke tempat lain yang tidak ia temui di kota tempat ia menjalani kehidupan sehari-hari. Tempat-tempat turlap yang pernah mas Iwan jadikan tempat penelitian begitu banyak dan memiliki perbedaan-perbedaan.
Kali ini, edisi antropos tentang mas Iwan yang menceritakan tentang pengalaman turlapnya selama masih menempuh pendidikan S-2 di salah satu universitas di Inggris. Mas Iwan turlap di Desa Sadap, Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat. Desa sadap sangat jauh dari keramaian kota bahkan sangat jauh sekali dari pusat pemerintahan Republik Indonesia, yaitu Ibu kota DKI Jakarta. Daerah ini merupakan daerah perbatasan antara Republik Indonesia dengan Malaysia. Mereka yang menempati daerah ini merupakan suku dayak.Di daerah inilah mas Iwan mendapatkan pengalaman turlap paling mengesankan dalam hidupnya. Keberangkatan mas Iwan ke tempat ini tidak sendiri, melainkan ditemani oleh beberapa orang rekannya.
Di Desa Sadap, Mas Iwan disambut oleh penduduk setempat, bahkan penduduk setempat merasa senang dan bangga bisa bertemu dengan orang-orang yang boleh dikatakan asing bagi mereka sebagai penduduk setempat. Ini nampak dari hampir semua rumah disana ingin dijadikan tempat bermalam bagi mas Iwan selama tinggal di Desa Sadap. Penduduk desa sadap sangat ramah dan menghormati kedatangan mas Iwan beserta rekan-rekannya. Ada suatu kejadian menarik saat pertama kali menginjakan kaki di desa sadap. Kejadian ini, bagi mas Iwan boleh dibilang merupakan inisiasi dirinya saat turlap. Kejadian ini adalah saat mas Iwan dan rekannya di takut-takuti dengan cerita yang tidak langsung ditujukan kepada mas Iwan melalui cerita tentang mekanisme pemenggalan kepala yang biasa dilakukan oleh suku dayak.Akan tetapi, ini sama sekali tidak membuat mas Iwan gentar untuk melakukan suatu penelitian di Desa Sadap karena dia tahu bahwa itu hanya sebuah lelucon. Saat pertama kali ingin beraktifitas di desa sadap, mas Iwan tidak begitu tahu apa yang harus diperbuat, karena tidak ada perencanaan dan jadwal yang begitu jelas. Apa yang harus dilakukan dan kemana saja ia harus berkunjung demi peneliitian merupakan suatu hal yang cukup membingungkan baginya. Dalam menjalankan aktifitasnya sehari-hari, keadaan di desa itu tidak seperti di kota yang merupakan tempat menjalani aktifitasnya sehari-hari.
 Pada saat turlap, mas Iwan menceritakan bahwa kegiatan di kota yang serba terencana tidak seperti di Desa Sadap dimana ketentuan waktu itu sulit diprediksi. Sebagai contoh, mas Iwan harus bersabar saat menunggu angkutan kota saat ingin pergi ke daerah lain sehingga ia tidak bisa menentukan kapan ia sampai di suatu tempat dengan menggunakan angkutan kota tersebut. Inilah salah satu contoh yang nampak saat seorang antropolog tidak bisa memprediksikan waktu yang tepat saat turlap. Namun, perlu diketahui bahwa dibalik peristiwa tersebut ada pelajaran yang bisa dipetik, yaitu bersabar . Dengan kesabaran, mas Iwan mampu membiasakan diri dengan kondisi-kondisi desa yang tidak sama dengan kota tempat ia menjalani aktifitasnya sehari-hari.
Menjadi seorang Antropolog harus siap menerima konsekuensi yang ada, demikian dikatakan mas Iwan. Menjadi seorang yang ditertawakan merupakan salah satu konsekuensi dari seorang antropolog, misalnya seperti Geertz yang ditertawakan saat turlap atau mas Iwan sendiri yang ditertawakan saat ikut menari di “hari Gawai” hingga tak kuat meminum minuman yang memabukan ala masyarakat setempat.
Mas Iwan menjelaskan bahwa seorang antropolog mesti total, menerima apa adanya, dan tidak mengeluh  akan peristiwa-peristiwa yang dijalani. Apabila penuh dengan keluh dan trauma akan suatu daerah yang dijadikan penelitian maka akan menyulitkan bagi dirinya untuk melakukan penelitian di wilayah itu kembali, bahkan di wilayah lain. Cara-cara hidup yang berbeda saat turlap merupakan hal-hal yang tidak mesti dikeluhkan. Mas Iwan menceritakan bahwa dirinya saat ikut serta mengikuti sebuah perayaan rutin masyarakat setempat yang disebut dengan “hari gawai”, dirinya tidak mengeluh untuk menari bersama perempuan orang-orang dayak. Mas Iwan total mengikuti perayaan tersebut dan menerima apa adanya.
Di dalam suatu penelitian, beliau memberitahukan bahwa seorang Antropolog itu harus menguasai terlebih dahulu metode-metode penelitian antropologi yang pernah dipelajari karena disaat turlap hal itu tidak dimungkinkan lagi. Nah, itulah yang membuat seorang antropolog bisa membaca situasi dan melakukan apa yang harus dilakukan saat mengalami situasi tertentu. Selain itu, turlap sebagai kegiatan yang tidak begitu mudah membutuhkan waktu yang tidak sebentar.
Di dalam suatu penelitian, seorang antropolog tidak bisa langsung mendapat jawaban akan pertanyaan-pertanyaan yang timbul di dalam suatu penelitian. Tak seperti disiplin ilmu-ilmu lain di dalam suatu penelitian yang menyiapkan pertanyaan terlebih dahulu namun dapat dengan cepat langsung memperoleh jawaban. Dalam suatu pembuatan catatan etnografi, seorang antropolog mesti menyiapkan berbagai kemungkinan-kemungkinan yang merupakan jawaban dari pertanyaan-pertanyaannya yang telah disiapkan . Berinteraksi dengan masyarakat setempat, tanpa harus formal menanyakan masyarakat setempat,dan menemukan kenyataan sebenarnya, antropolog bisa memperoleh jawaban akan penelitiannya.
Kenyataan sebenarnya merupakan jawaban dari pertanyaan penelitian. Kenyataan yang sesuai dengan pertanyaan merupakan jawaban akan pertanyaan penelitian itu sendiri. Perkataan dari seorang informan mungkin saja tidak sesuai dengan kenyataan, oleh karena itu antropolog berusaha mencari dan menunggu jawaban melalui kenyataan yang didapati. Itulah yang membuat penelitian seorang antropolog itu lama, bahkan tidak semua pertanyaan di dalam suatu penelitian dapat terjawab. Melalui interaksi sehari-hari dengan masyarakat disertai dengan pengamatan yang tajam akan realita yang terjadi, seorang antropolog dapat memperoleh jawaban dari pertanyaan-pertanyaan penelitian dan kemungkinan-kemungkinan yang di pikirkan sebelumnya. Begitulah penjelasan mas Iwan tentang selama pencarian jawaban penelitian.
Saat-saat terakhir turlap di desa sadap, mas Iwan telah memperoleh begitu banyak informasi yang di dapat mengenai orang-orang dayak di desa sadap, kabupaten kapuas hulu. “Di balik sebuah etnografi” di sebuah desa yang begitu jauh dari keramaian kota terdapat begitu banyak kesan dalam hidup mas Iwan yang hingga sekarang tidak dapat dilupakan. Informan yang cukup kooperatif terhadap dirinya, melancarkan kegiatan penelitiannya selama berada di desa sadap. 
Sebagai penutup, bicara tentang “Di balik sebuah etnografi” tentunya tak akan lepas dari pengalaman-pengalaman seorang antropolog selama melakukan pembuatan catatan etnografi. Kesan-kesan yang timbul dari pengalaman yang dijalani adalah bagia dari hidup seorang antropolog. Kesabaran adalah salah satu kunci sukses selama proses pembuatan catatan etnografi. Pemahaman akan konsep relativisme budaya sangat penting dipahami. Selain itu, penguasaan materi metode penelitian antropologi sangat dibutuhkan saat turlap. Penelitian antropologi akan semakin berkualitas apabila informasi-informasi yang diperoleh saat penelitian sesuai dengan kenyataan dan tidak ada yang ditutup-tutupi. Akhir kata, dilandasi dengan semangat yang tinggi, penuh dengan kesabaran, dan kerja keras maka proses pembuatan catatan etnografi akan berjalan dengan lancar.


Mas Iwan (Antropolog)



Oleh : Arief Budiman